Monday, November 9, 2015

Pasca Panen Sayuran

    bbppl-pascapanensayuran1
Sayuran, seperti produk hortikultura lainnya, merupakan produk pertanian yang mudah busuk sehingga penanganannya mulai dari saat panen harus hati-hati agar kualitasnya dapat terjaga sampai ke tangan konsumen dan memperoleh harga jual yang tinggi. Bila telah dipanen, tidak ada perlakuan yang dapat meningkatkan kualitas hasil sayuran, yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kualitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di negara-negara berkembang kehilangan hasil sayuran dapat mencapai 20-50% akibat penanganan panen dan pasca panen yang kurang tepat.
Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas dan susut panen sayuran adalah: turunnya kadar air, kerusakan mekanis, penguapan, berkembangnya mikroba dan sensitivitas terhadap etilen. Oleh karena itu penanganan pasca panen harus memperhatikan dan meminimalisir hal-hal yang menyebabkan penurunan kualitas dan susut panen sayuran tersebut.
Panen
Penentuan saat panen yang tepat merupakan langkah awal dari upaya memperoleh kualitas hasil sayuran yang optimal. Waktu panen sayuran dapat ditentukan tidak hanya dengan melihat keadaan fisik tanaman namun juga dengan mempertimbangkan harga dan jarak dari kebun ke pasar yang dituju, misalnya untuk pasar yang dekat tomat dipanen pada saat matang ditandai dengan buahnya yang berwarna merah, namun untuk pasar yang jauh, tomat bisa dipanen ketika buahnya masak hijau.
Setiap jenis sayuran memiliki kriteria tanaman siap panen yang spesifik, namun secara umum menentukan sayuran siap panen dapat dilakukan dengan cara:
Visual, yaitu dengan adanya perubahan warna, perubahan bentuk dan ukuran, daun-daun mulai mengering dan buah sudah berkembang penuh.
Fisik, yaitu buah mudah dilepaskan dari tangkainya, perubahan kekerasan daging buah dan meningkatnya berat jenis buah.
Kimia, yaitu meningkatnya kandungan gula dan menurunnya kandungan asam.
Komputasi, yaitu menghitung jumlah hari sejak benih ditanam sampai siap panen.
Fisiologis, yaitu dengan pengukuran pola respirasi untuk menentukan tingkat kematangan.
Panen sayuran dapat dilakukan secara manual dengan tangan yaitu dengan cara dipetik atau dengan bantuan alat misalnya pisau yang tajam.Di negara maju dengan lahan yang luas, panen biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin. Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan yang menyebabkan sayuran cepat busuk. Wadah penampung hasil panen harus bersih dan tidak memiliki bagian yang tajam/runcing yang bisa melukai produk hasil panen sayuran.
 bbppl-pascapanensayuran2
Penanganan Pasca Panen Sayuran
Setelah panen, sayuran memerlukan penanganan pasca panen yang bertujuan: (1) mempertahankan mutu produk sayuran agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, (2) menekan kehilangan hasil karena kerusakan dan penyusutan, serta (3) memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis sayuran. Guna mencapai tujuan tersebut, penanganan pasca panen sayuran mengacu pada pedoman cara penanganan pasca panen yang baik (Good Handling Practices).
Penanganan pasca panen sayuran tergantung pada jenis sayurannya, namun pada umumnya meliputi tahapan sebagai berikut:
1.       Pengumpulan
Hal yang harus diperhatikan pada kegiatan ini adalah: lokasi pengumpulan harus dekat dengan tempat pemanenan sehingga tidak terjadi penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat pengumpulan. Selain itu tempat pengumpulan juga harus terlindung dari sinar matahari agar hasil panen tidak cepat layu karena penguapan.
2.       Sortasi
       Tahapan ini memisahkan sayuran yang rusak, busuk, luka, terserang penyakit, warnanya tidak bagus dan bentuknya tidak normal    dari sayuran yang berkualitas baik sesuai dengan kriteria yang diminta konsumen. Kegiatan ini juga harus dilakukan di tempat teduh.
3.       Pembersihan
Tujuan membersihkan sayuran adalah untuk menghilangkan kotoran, benda-benda asing, sisa-sisa tanaman yang menempel pada hasil panen, getah dan lain-lain serta supaya komoditas sayuran lebih menarik sehingga nilai jualnya lebih tinggi. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara mencuci menggunakan air untuk beberapa jenis sayuran atau mengelap dengan kain yang bersih, kering dan lembut misalnya untuk tomat.
Pada beberapa jenis sayuran tertentu misalnya kubis bunga, dilakukan perempelan/trimming yaitu memotong atau menghilangkan bagian tanaman tertentu yang tidak disukai tanaman atau menyebabkan umur simpan menjadi lebih pendek. Perempelan dilakukan untuk membuang bagian sayuran yang rusak/luka, warna yang berubah atau cacat bentuknya agar penampilan komoditas sayuran tetap bagus.
bbppl-pascapanensayuran3
4.       Grading atau Pengkelasan
Grading adalah memisahkan dan menggolongkan komoditas berdasarkan tingkatan mutu seperti : berat, ukuran, bentuk dan warna. Grading dilakukan sesuai dengan mutu yang diminta oleh konsumen.
5.       Pengemasan
Pengemasan sayuran harus dilakukan dengan wadah yang sesuai sehingga tujuan pengemasan dapat tercapai, yaitu: melindungi/mencegah komoditi dari kerusakan mekanis, menjaga kebersihan, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk serta memperpanjang daya simpan produk. Pengemas yang umum digunakan diantaranya: karton/box, kotak kayu, keranjang bambu, keranjang plastik, kantong plastik dan jaring/net.
Pelabelan diberikan pada luar kemasan. Pelabelan idealnya berisi nama komoditi dan kelas mutunya, nama produsen, alamat produsen, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa serta berat bersih.
6.       Penyimpanan
Penyimpanan sayuran dapat memperpanjang kegunaan dan ketersediaan sayuran karena kemunduran kesegaran dapat diperkecil. Penyimpanan sayuran dapat dilakukan di luar atau di dalam lemari atau ruang pendingin (refrigerator/cool storage). Penyimpanan di dalam lemari/ruang pendingin merupakan cara yang terbaik karena komoditi sayuran memperoleh suhu dan kelembaban relatif yang optimum sehingga terjaga kesegarannya dalam jangka waktu yang relatif lama. Penyimpanan sayuran juga dapat dilakukan dengan pengendalian atmosfer dan pelapisan dengan lilin (waxing).
7.       Transportasi
Karakteristik jenis produk yang diangkut, lamanya perjalanan serta alat/sarana pengangkutan yang digunakan merupakan hal yang harus diperhatikan pada saat transportasi komoditi sayuran. Bila alat pengangkut tidak berpendingin udara, hendaknya transportasi sayuran dilakukan pada saat malam atau dini hari. Selain itu produk sayuran juga hendaknya dijaga dari kemungkinan terjadinya benturan, gesekan dan tekanan yang terlalu berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk tersebut. Hal ini dapat dihindari dengan pengaturan tata letak wadah sayuran yang tepat di dalam alat transportasi.


Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Penanganan Pasca Panen Sayuran. http://pertanian457.blogspot.com/2011.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2004. Panduan Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.
Lisa Kitinoja dan Adel A. Kader. 2003. Penerjemah : I Made S. Utama. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Pantastico, ER. B. 1989. Penerjemah : Kamariyani dan Gembong Tjitrisoepomo. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sumber: http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran

Fisabella Ayuning Putri Utami
14/364316/PN/13585

1 comment:

  1. ANALISIS ARTIKEL CYBER EXTENSION
    Nama : Desta Diva Mayangsari
    NIM : 14/367503/PN/13855
    Golongan : B3
    Kelompok : 6
    a. Adakah nilai penyuluhan
    • Sumber Teknologi / Ide: Ada, sumber teknologi atau ide pada artikel ini terdapat pada cara panen dan penanganan proses pasca panen sayuran
    • Sasaran: Ada, menurut saya sasaran dari artikel ini adalah para petani itu sendiri, terutama petani sayuran
    • Manfaat: Ada, artikel memberikan manfaat kepada petani agar lebih tahu dan memperhatikan proses panen hingga pasca panen sayuran agar mampu mendapatkan keuntungan maksimal
    • Nilai Pemdidikan: Ada, artikel memberikan nilai pendidikan berupa penjelasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas dan susut panen sayuran, penentuan waktu panen, cara memilih tanaman siap panen, dan tahapan pasca panen
    b. Sebutkan dan Jelaskan nilai berita yang terkandung dalam artikel
    • Timeline: artikel mengandung informasi baru tentang pentingnya melakukan pengolahan pasca panen dan teknik panen di negara-negara maju
    • Proximity: artikel memiliki hubungan yang dekat dengan petani, karena informasi yang terkandung merupakan informasi bidang pertanian yang merupakan tahap akhir dari proses produksi pertanian
    • Prominance: artikel dibuat oleh BBPP Lembang sehingga dipandang terkemuka oleh para petani
    • Policy: artikel selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program peningkatan kualitas hasil pertanian Indonesia
    • Consequence: konsekuensi bila artikel ini dilaksanakan oleh petani yaitu akan memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas hasil pertanian dan peningkatan pendapatan keuntungan dari pengolahan pasca panen sehingga bahan beritanya menarik
    • Conflict: artikel memuat konflik tentang di negara-negara berkembang kehilangan hasil sayuran dapat mencapai 20-50% akibat penanganan panen dan pasca panen yang kurang tepat
    • Importamce: artikel mengandung informasi penting untuk petani yaitu pentingnya melakukan pengolahan pasca panen
    • Human interest: artikel dapat meningkatkan semangat dan minat petani untuk melakukan pengolahan pasca panen

    ReplyDelete